Tuesday, October 17, 2017

Pasie Saka dan Butiran Gula Pasir


kalau berbicara Provinsi paling ujung di Pulau Sumatra tepatnya Aceh ini memang dikenal memiliki banyak pantai dengan keindahan yang masih belum terjamah. Puluhan pantai bertebar di daerah pesisir Aceh dengan sangat indahnya saling berlomba-lomba untuk memikat mata wisatawan termasuk saya dan beberapa teman yang ingin memanjakan mata dan memuaskan batin. Beberapa pantai tersebut terletak di daerah yang tersembunyi sehingga tak banyak yang mengetahui pantai-pantai tersebut, salah satunya adalah Pantai Pasie Saka dengan pasir yang putih menyerupai Gula Pasir.
Secara administratif, pantai ini terletak di Gampong Jeumpheuk, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh. Lebih tepatnya berada di ruas Jalan Nasional (Jalan Banda Aceh - Meulaboh) atau sekitar 50 kilometer dari Kota Calang, Ibukota Kabupaten Aceh Jaya atau berada di kilometer 117 dari Banda Aceh. Untuk mencapai lokasi dari Pantai Pasie Saka, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak yang cukup jauh yaitu degan waktu tepuh perjalanan selama 2 jam lebih dari Ibu kota Banda Aceh
Ketika tiba di Desa Jeumpheuk, berarti lokasi dari Pantai Pasie Saka sudah tak jauh lagi. Desa tersebut merupakan pos keberangkatan wisatawan untuk berkunjung ke pantai tersebut. Perlu diketahui wisatawan tidak boleh pergi tanpa didampingi oleh pemandu dari penduduk desa setempat, bahkan sempat beberapa kali terjadi kasus wisatawan yang tenggelam setelah berfoto selfie di atas tebing karang dekat pantai. Bahkan tersebar berita pantai yang memiliki panorama memukau ini ditutup sementara untuk menanti pengelolaan yang lebih terarah dari pemerintah.

Dari Desa Jeumpheuk wisatawan harus berjalan kaki melewati semak belukar, dua bukit serta padang rumput yang hijau. Dalam perjalanan tersebut wisatawan juga akan melewati Desa Mata Le, yang dulunya merupakan pemukiman warga yang kini telah hilang setelah dihantam gelombang tsunami 2004 lalu.  Disepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhkan dengan keindahan alam yang begitu alami dan masih terjaga kelestariannya. Menurut cerita dari sang pemandu, pantai ini dinamakan sebagai Pantai Saka (Pantai Gula) karena pasirnya yang putih kekuning-kuningan seperti gula pasir.

Nuansa eksotis pantai ini makin bertambah ketika banyak dijumpai tebing-tebing karang yang letaknya tepat di bibir pantai serta perbukitan yang nampak seperti tanjung menjorok kelaut. Perbukitan ini dipenuhi dengan tumbuhan hijau sehingga nampak asri bila dipandang dari kejauhan. Deburan gelombang laut yang deras menyapa bibir pantai juga mempercantik surga kecil yang tersembunyi ini. Pantai Pasie Saka sebenarnya memiliki air laut yang sangat jernih dengan warna biru kehijauan, namun pada saat tertentu wisatawan dilarang untuk mandi atau berenang di pantai tersebut. Dikarenakan gelombang ombaknya yang sangat kuat, apalagi ketika musim angin barat gelombang semakin besar dan sangat berbahaya. dan berikut adalah gambaran kecil dari Pasie Saka tersebut sebelum terekspos dan belum ada jalan yang mudah untuk dilalui.
Perjalan menuju objek harus mengandalkan kekuatan otot tangan karena medan yang di tempuh harus manjat dan turun tebing dengan ketinggian lebih kurang 10 meter
Nampak pemandangan yang begitu indah nan mempesona dari atas tebing sebelum meluncur ke bawah tebing

Salah satu dari pengunjung mulai menuruni tebing dengan gagah berani, tak heran juga ada yang merasa phobia dengan ketinggian  dan merasa ketakutan untuk turun tebing menggunkan seuntai tali, tapi jangan pada takut karna tali yang digunankan juga standar untuk hal seperti itu, jadi aman untuk yang tidak terbiasa.

Akhirnya sampai tujuan lelah yang dirasakan seakan sirna dan memuaskan batin selama perjalanan yang panjang Tampak keindahan Pantai Pasie Saka.

Tampak kebahagian yang dirasakan oleh wisatawan yang terpuaskan, tapi ingat jangan terlalu ria dalam kebahagia.

Pasir bagaikan gula

Sore pun menyapa bersiap untuk pulang. 



No comments:

Post a Comment